IDI (Ikatan Dokter Indonesia) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bahwa perubahan iklim berisiko untuk kesehatan kerumunan mudik. Mudik merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya saat menjelang hari raya Idul Fitri. Namun, dengan adanya perubahan iklim yang semakin ekstrem, kesehatan kerumunan mudik menjadi semakin rentan terancam.
Perubahan iklim dapat menyebabkan cuaca yang tidak menentu, seperti hujan deras, angin kencang, atau gelombang panas yang ekstrem. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya transportasi yang digunakan oleh masyarakat saat mudik, seperti kereta api, pesawat, atau bus. Selain itu, cuaca yang tidak bersahabat juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan di jalan raya.
Tak hanya itu, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kesehatan kerumunan mudik secara langsung. Cuaca yang panas dan lembab dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, atau bahkan heatstroke bagi para pemudik yang melakukan perjalanan jauh dengan kondisi yang padat. Selain itu, udara yang tercemar akibat polusi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan pernapasan seperti asma atau alergi.
IDI menekankan pentingnya untuk memperhatikan kesehatan saat mudik, terutama dengan adanya perubahan iklim yang semakin ekstrem. Para pemudik disarankan untuk selalu membawa air minum yang cukup, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, serta menghindari paparan polusi udara yang tinggi. Selain itu, para pemudik juga disarankan untuk beristirahat yang cukup selama perjalanan, agar tidak kelelahan dan terhindar dari risiko kecelakaan.
Dengan kesadaran akan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan perjalanan mudik. Kesehatan adalah hal yang sangat berharga, dan tidak ada yang lebih penting daripada menjaga diri sendiri dan keluarga agar tetap sehat dan selamat selama perjalanan mudik.