Sebuah studi baru telah menemukan hubungan yang signifikan antara masalah tidur dan risiko demensia. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas California, San Francisco, yang mempelajari lebih dari 2.400 orang dewasa dengan usia di atas 65 tahun.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengalami masalah tidur, seperti sulit tidur atau tidur yang tidak nyenyak, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan demensia dibandingkan dengan orang yang tidur dengan baik. Bahkan, para peneliti menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari lima jam setiap malam memiliki risiko demensia yang lebih tinggi hingga 30%.
Menurut Dr. Kristine Yaffe, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini, masalah tidur dapat mempengaruhi kesehatan otak dan berkontribusi pada perkembangan demensia. Kurangnya tidur dapat menyebabkan penumpukan protein berbahaya dalam otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer, salah satu bentuk demensia yang paling umum.
Untuk mengurangi risiko demensia, para ahli merekomendasikan untuk memperhatikan kualitas tidur dan mencoba untuk tidur yang cukup setiap malam. Beberapa tips yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur antara lain adalah menciptakan rutinitas tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memperhatikan masalah tidur dan menjaga kesehatan otak mereka untuk mencegah risiko demensia di kemudian hari. Kesehatan otak yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi juga oleh gaya hidup sehari-hari, termasuk kualitas tidur yang mencukupi.