Menurut penelitian terbaru, pria dan wanita memiliki tingkat gangguan kejiwaan yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan biologis dan sosial antara kedua jenis kelamin tersebut.
Studi ini menemukan bahwa wanita memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi daripada pria. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan hormonal dan faktor genetik yang memengaruhi keseimbangan kimia otak. Selain itu, peran sosial dan tuntutan yang lebih tinggi pada wanita juga dapat menjadi faktor utama yang menyebabkan tingkat depresi yang lebih tinggi.
Sementara itu, pria cenderung memiliki tingkat gangguan kejiwaan yang berbeda, seperti gangguan kecemasan atau gangguan perilaku. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan sosial untuk memenuhi ekspektasi maskulinitas yang membuat pria sulit untuk mengungkapkan emosi mereka dengan bebas.
Perbedaan tingkat gangguan kejiwaan antara pria dan wanita menunjukkan pentingnya pendekatan yang berbeda dalam menangani masalah kesehatan mental. Tidak hanya penting untuk mengenali perbedaan ini, tetapi juga untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Para ahli kesehatan mental menekankan pentingnya kesadaran dan pemahaman tentang gangguan kejiwaan, baik pada pria maupun wanita. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat memberikan dukungan dan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan mental, tanpa memandang jenis kelamin seseorang.