Pengurus Besar Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi okupansi hotel di Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 10 persen pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi industri pariwisata di tanah air.
Menurut data yang dirilis oleh PHRI, okupansi hotel di Indonesia pada tahun 2023 mencapai angka yang cukup tinggi, namun diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun berikutnya. Faktor utama yang mempengaruhi penurunan okupansi hotel adalah situasi ekonomi global yang tidak stabil, peningkatan harga bahan bakar minyak yang berdampak pada biaya perjalanan, serta persaingan yang semakin ketat dari negara-negara tetangga.
Selain itu, penyebaran virus Covid-19 yang masih terus terjadi juga ikut berdampak pada industri pariwisata di Indonesia. Banyak wisatawan yang memilih untuk membatalkan atau menunda perjalanan mereka karena khawatir akan risiko tertular virus tersebut. Hal ini membuat okupansi hotel di berbagai destinasi wisata di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan.
Meskipun demikian, PHRI tetap optimis bahwa industri pariwisata di Indonesia akan pulih kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama. Mereka berencana untuk melakukan berbagai langkah strategis guna meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, seperti melakukan promosi yang lebih agresif, meningkatkan kualitas layanan, serta menawarkan paket-paket wisata yang menarik.
Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan okupansi hotel di Indonesia dapat kembali meningkat pada tahun-tahun berikutnya. PHRI juga berharap agar pemerintah dapat memberikan dukungan yang lebih besar dalam mengembangkan industri pariwisata di tanah air, sehingga Indonesia dapat tetap menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di dunia.